KERAJINAN TANGAN PEMULUNG YANG SUKSES
Oleh su’adul Malihah
Terik
matahari di atas kepala di temani panasnya cuaca yang menyelimuti alam. Seorang
pemulung yang terpukau lelah di emperan sebuah warung sate. Pemulung itu
bernama Kartono ia tinggal bersama istri dan dua anaknya di sebuah rumah tua
yang reyot. Kartono ini hanya seorang pemulung yang setiap hari memunguti
sampah-sampah dari rumah tangga seseorang. Ia adalah seorang yang tak kenal
lelah bahkan tak mengenal waktu ia terus mencari limbah plastik-plastik demi
untuk mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya bahkan untuk biaya sekolah
anak-anaknya.
Mentari
pagi belum tampak terbit, alam pun masih di selimuti dengan embun yang sejuk. Kartono
seorang pemulung sudah memikul sebuah karung yang begitu berati untuk mengantongi
limbah-limbah tersebut. Sedangkan istrinya sudah memasakan sarapan pagi untuk
keluarga mereka walaupun lauknya hanya sebatas tahu tempe dan garam. Karena penghasilan
Kartono begitu sedikit dan hanya mampu untuk membeli beras dan tahu tempe. Mereka
hidup dengan berkecukupan. Beberapa jam
kemudian dua anak Kartono pulang sekolah
dan ia meminta iuran dan membeli buku di sekolahnya, tetapi Kartono dan
istrinya tidak mempunyai uang untuk biaya sekolah mereka. Dan anaknya pun
mendapat peringatan dari gurunya kalau bulan ini kedua anaknya belum membayar
iuran-iuran sekolah anaknya akan dikeluarkan dari sekolahnya. Kartono pun
memikir masalah itu bagaimana caranya ia bisa melunasi tanggungan iurannya
anaknya. Kartono pun setiap hari memulung berangkat pagi dan pulang malam agar
penghasilannya bisa bertambah. Tetapi penghasilan Kartono pun sama seperti
biasanya penghasilannnya hanya mampu untuk membeli beras dan tahu tempe.
Malam
pun telah tiba seorang pemulung yang terpuruk memandang langit dan melihat
bulan danbintang tersenyum indah menyinari bumi. Pemulung itu terus memikirkan bagaimana
ia melunasi biaya sekolah ankanya, sedangkan penghasilannya hanya sedikit saja.
Mentari pun sudah tampak
tersenyum,bibalik senyumannya mentari sepertinya ada yang berbeda dengan
kehidupan Kartono. Kartono pun mengayuh sepeda ontel tuanya yang
membawanya ke desa desa untuk memunguti
limbah limbah. Awan begitu menggumpal berwarna hitam dan angin pun
menghembus-hembus dengan kencang yang sepertinya akan turun hujan. Ternyata benar
turu hujan begitu lebat dan membuat Kartono memutuskan untuk berteduh di sebuah
warung makanan padang. Suara perut Kartono berklentongan sepertinya ia lapar
karena seharian ia belum makan. Kartono pun menahan rasa laparnya bahwa uangnya
harus diberikan untuk istrinya untuk makan mereka. Di warung makanan padang ada
seorang karyawan yang sedang menonton sebuah acara di tv. Kartono pun melihat
acara tv, ternyata yang di perbincang di tv adalah ada seorang anak kecil yang
kreatif dan memanfaatkan bahan limbah untuk membuat hiasan untuk rumah dan hiasan hiasan
di tempat umum. Seorang anak kecil di tv itu membuat Kartono memliki ide untuk
memanfaatkan limbah limbah yang di pungutnya untuk di buat hiasan hiasan yang
cantik.
Setelah
hujan sudah terang, Kartono segera pulang dan mengayuh sepeda dengan senang
hati karena ia telah memiliki ide yang kreatif. Ia menceritakan kepada istrinya
bahwa ia akan memanfaatkan limbah yang dipungutnya menjadi bahan yang
bermanfaat. Istrinya pun setuju dan mendukung usaha suaminya.
Hari
cerah menemani kegiatan Kartono. Kartono memulai membuat rangkaian rangkaian
hiasan untuk di jualnya. Menit demi menit rangkaian rangkaian kartono sudah
menjadi sebuah hiasan yang indah dan cantik. Istrinya pun membantu Kartono untu
menjual hasil buatan bahan limbah dari suaminya. Ternyata hiasan yang buat
Kartono terjual laku dan istrinya mendapatkan yang sangat banyak berbeda jauh
dengan penghasilan yang biasanya. Kartono pun terus mmembuat berbagai macam
karya dari bahan limbah. Ia mendapatkan penghasilan yang begitu besar bahkan
10x lipatnya penghasilan seperti biasanya.
Kartono
pun melunasi tanggungan biaya sekolah anaknya. Ternyata Kartono ini mempunyai
tangan yang kreatif yang tidak di ketahui oleh dirinya sendiri. Setelah penghasilan
kartono terkumpul banyak ia membangun sebuah tempat untuk di membuat hiasan/ karya karyanya yang cantik dan
menjualnya. Setelah tempat itu sudah jadi Kartono memiliki 25 karyawan yang
membantunya menjalankan usahanya. Keluarga Kartono pun bahagia karena hidup mereka
tidak susah lagi seperti dulu. Tetapi mereka tidak sombong dengan keadaan
mereka sekarang, karena mereka tahu bahwa begitu besar perjuangan untuk meraih
kesuksesan. Lakukan apapun dengan tepat, bukan hanya cepat. Keberhasilan tak bisa dihalangi jika yang kamu lakukan telah tepat.
Ini cerita dari ku sekarang mana
cerita mu..???