Senin, 15 September 2014

cerpen "Berwirausaha"




KERAJINAN TANGAN PEMULUNG YANG SUKSES
 Oleh su’adul Malihah

            Terik matahari di atas kepala di temani panasnya cuaca yang menyelimuti alam. Seorang pemulung yang terpukau lelah di emperan sebuah warung sate. Pemulung itu bernama Kartono ia tinggal bersama istri dan dua anaknya di sebuah rumah tua yang reyot. Kartono ini hanya seorang pemulung yang setiap hari memunguti sampah-sampah dari rumah tangga seseorang. Ia adalah seorang yang tak kenal lelah bahkan tak mengenal waktu ia terus mencari limbah plastik-plastik demi untuk mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya bahkan untuk biaya sekolah anak-anaknya.
            Mentari pagi belum tampak terbit, alam pun masih di selimuti dengan embun yang sejuk. Kartono seorang pemulung sudah memikul sebuah karung yang begitu berati untuk mengantongi limbah-limbah tersebut. Sedangkan istrinya sudah memasakan sarapan pagi untuk keluarga mereka walaupun lauknya hanya sebatas tahu tempe dan garam. Karena penghasilan Kartono begitu sedikit dan hanya mampu untuk membeli beras dan tahu tempe. Mereka hidup dengan berkecukupan. Beberapa  jam kemudian dua anak  Kartono pulang sekolah dan ia meminta iuran dan membeli buku di sekolahnya, tetapi Kartono dan istrinya tidak mempunyai uang untuk biaya sekolah mereka. Dan anaknya pun mendapat peringatan dari gurunya kalau bulan ini kedua anaknya belum membayar iuran-iuran sekolah anaknya akan dikeluarkan dari sekolahnya. Kartono pun memikir masalah itu bagaimana caranya ia bisa melunasi tanggungan iurannya anaknya. Kartono pun setiap hari memulung berangkat pagi dan pulang malam agar penghasilannya bisa bertambah. Tetapi penghasilan Kartono pun sama seperti biasanya penghasilannnya hanya mampu untuk membeli beras dan tahu tempe.
            Malam pun telah tiba seorang pemulung yang terpuruk memandang langit dan melihat bulan danbintang tersenyum indah menyinari bumi. Pemulung itu terus memikirkan bagaimana ia melunasi biaya sekolah ankanya, sedangkan penghasilannya hanya sedikit saja. Mentari  pun sudah tampak tersenyum,bibalik senyumannya mentari sepertinya ada yang berbeda dengan kehidupan Kartono. Kartono pun mengayuh sepeda ontel tuanya yang membawanya  ke desa desa untuk memunguti limbah limbah. Awan begitu menggumpal berwarna hitam dan angin pun menghembus-hembus dengan kencang yang sepertinya akan turun hujan. Ternyata benar turu hujan begitu lebat dan membuat Kartono memutuskan untuk berteduh di sebuah warung makanan padang. Suara perut Kartono berklentongan sepertinya ia lapar karena seharian ia belum makan. Kartono pun menahan rasa laparnya bahwa uangnya harus diberikan untuk istrinya untuk makan mereka. Di warung makanan padang ada seorang karyawan yang sedang menonton sebuah acara di tv. Kartono pun melihat acara tv, ternyata yang di perbincang di tv adalah ada seorang anak kecil yang kreatif dan memanfaatkan bahan limbah untuk  membuat hiasan untuk rumah dan hiasan hiasan di tempat umum. Seorang anak kecil di tv itu membuat Kartono memliki ide untuk memanfaatkan limbah limbah yang di pungutnya untuk di buat hiasan hiasan yang cantik.
            Setelah hujan sudah terang, Kartono segera pulang dan mengayuh sepeda dengan senang hati karena ia telah memiliki ide yang kreatif. Ia menceritakan kepada istrinya bahwa ia akan memanfaatkan limbah yang dipungutnya menjadi bahan yang bermanfaat. Istrinya pun setuju dan mendukung usaha suaminya.
            Hari cerah menemani kegiatan Kartono. Kartono memulai membuat rangkaian rangkaian hiasan untuk di jualnya. Menit demi menit rangkaian rangkaian kartono sudah menjadi sebuah hiasan yang indah dan cantik. Istrinya pun membantu Kartono untu menjual hasil buatan bahan limbah dari suaminya. Ternyata hiasan yang buat Kartono terjual laku dan istrinya mendapatkan yang sangat banyak berbeda jauh dengan penghasilan yang biasanya. Kartono pun terus mmembuat berbagai macam karya dari bahan limbah. Ia mendapatkan penghasilan yang begitu besar bahkan 10x lipatnya penghasilan seperti biasanya.
            Kartono pun melunasi tanggungan biaya sekolah anaknya. Ternyata Kartono ini mempunyai tangan yang kreatif yang tidak di ketahui oleh dirinya sendiri. Setelah penghasilan kartono terkumpul banyak ia membangun sebuah tempat untuk di membuat  hiasan/ karya karyanya yang cantik dan menjualnya. Setelah tempat itu sudah jadi Kartono memiliki 25 karyawan yang membantunya menjalankan usahanya. Keluarga Kartono pun bahagia karena hidup mereka tidak susah lagi seperti dulu. Tetapi mereka tidak sombong dengan keadaan mereka sekarang, karena mereka tahu bahwa begitu besar perjuangan untuk meraih kesuksesan. Lakukan apapun dengan tepat, bukan hanya cepat. Keberhasilan tak bisa dihalangi jika yang kamu lakukan telah tepat.
Ini cerita dari ku sekarang mana cerita mu..???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar